Cerita anak




Kejutan Mama Papa
Oleh: Surya Gunawan



Siang itu Winda kelihatan begitu murung. Padahal ia baru saja pulang bermain dari rumah temannya Nita. Winda langsung masuk ke kamarnya. Mama yang baru selesai membersihkan rumah, melihat jelas kesedihan di wajah putrinya itu. Mama pun menjadi bertanya-tanya. Soalnya tadi sewaktu hendak pergi ke rumah Nita, Winda begitu bersemangat. Namun sekarang setelah pulang, malah menjadi lesu dan tidak gembira.



Mama kemudian masuk ke kamar Winda. “Winda, kok kamu kelihatan sedih nak? Coba kamu ceritakan kepada ibu, apa yang telah terjadi?” tanya ibu pelan.



Namun Winda tidak menjawab. Ia diam saja. Wajahnya kelihatan semakin sedih.
“Kamu bertengkar ya sama Nita?” sambung ibu.



“Bu, kenapa sih cuma Nita yang merasakan kebahagiaan?” tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Winda.



Ibu yang mendengar hal itu menjadi kaget. “Lho, kenapa kamu berkata demikian?”
Lalu Winda menjelaskan akar penyebab sehingga dia menjadi sedih seperti itu. Sebenarnya ia dari rumah sangat senang dan bersemangat karena akan bermain dengan Nita dan adik bayinya. Saat berada di rumah Nita, Winda merasa iri karena melihat Nita sangat bahagia sekali memiliki seorang adik bayi. Apalagi adik Nita sangat lucu dan menggemaskan. Nita menceritakan berbagai kesenangan yang ia rasakan setelah memiliki adik bayi. Winda yang tinggal sendirian bersama kedua orang tuanya, tentu saja tidak merasakan apa yang dirasakan oleh Nita. Hal itulah yang membuat ia sedih.



Mama yang mendengarkan penuturan Winda hanya bisa tersenyum. Dalam hati, mama sebenarnya memahami kesedihan Winda. Winda memang anak pertama dan satu-satunya. Sudah sewajarnya Winda merasa kesepian dan bosan tingal sendirian tanpa ada teman bermain di rumah.



“Sudah ya sayang, kamu tidak usah bersedih. Mungkin saat ini Nita yang sedang merasakan kebahagiaan. Tapi nanti, pasti kamu juga akan merasakan kebahagiaan seperti hal nya yang Nita rasakan,” ujar mama menenangkan Winda.



“Sekarang kamu istirahat ya. Kamu tidur siang. Biar nanti ketika kamu bangun kamu bisa lebih segar,” perintah mama.



Mama kemudian meninggalkan Winda sendiri di dalam kamarnya. Setelah mama pergi Winda masih terus memikirkan tentang Nita dan adik kecilnya. Seandainya saja ia punya adik bayi yang lucu seperti Nita. Nita terus saja berandai-andai.



Nita kemudian duduk di tempat tidurnya. Ia menatap keluar jendela. Dalam hatinya ia berdoa, “ Ya Tuhan, seandainya Engkau mau memberikan aku adik bayi, aku akan sangat senang sekali. Aku mohon engkau memberikan keluarga kami seorang adik bayi yang mungil dan lucu. Aku janji jika nanti aku memiliki adik bayi, aku akan menyayanginya sepenuh hati, dan aku akan menjaganya dengan baik. Ya Tuhan, mudah-mudahan Engkau mau mengabulkan doa ku. Amin”.



Selepas berdoa, Winda kemudian tidur. Didalam tidurnya ia bermimpi. Ia memiliki seorang adik bayi yang lucu dan mungil. Mama dan papanya kelihatan sangat senang dan bahagia sekali.
Sore harinya Winda bangun. Dia berharap, seandainya saja mimpinya adalah kenyataan. Ia lantas mandi di kamar mandi yang ada didalam kamar tidurnya. Setelah selesai dan berganti baju, ia kemudian ke ruang tamu. Ternyata ada papa disana. Papa sudah pulang kerja rupanya.



“Papa,…!” teriak Winda lantas berlari dan duduk di pangkuan papanya. “Papa, sudah pulang? Winda kangen sama papa,” ujar Winda manja.



“Dasar anak papa yang satu ini. Papa juga kangen sama anak papa yang cantik ini,” balas papanya memuji Winda.



Mama kemudian datang menghampiri sambil membawa segelas teh manis kesukaan papa. Biasanya sepulang kerja, papa selalu minum teh manis sambil beristirahat. Mama kemudian duduk disamping papa.



“Winda, mama kamu tadi bercerita kepada papa tentang kamu. Mama bilang kamu tadi sedih karena Nita punya adik bayi. Benar begitu?” tanya papa santai



“Iya, sih Pa. Winda tadi sedih. Habisnya mereka kelihatan senang sekali. Winda kan jadi cemburu,” jawab Winda.



“Winda seharusnya tidak boleh begitu, kalau Nita senang, kamu sebagai teman seharusnya juga merasa senang. Bukan sebaliknya,” ucap papa menasehati.



“Seandainya saja Winda punya adik bayi seperti Nita,” ujar Winda pelan.
“Oh Jadi Winda ingin punya adik, begitu maksud Winda?” tanya papa menebak.
“Iya pa! Sebenarnya Winda ingin sekali punya adik. Soalnya Winda selalu merasa kesepian. Apalagi Winda tidak punya teman bermain di rumah,” jawab Winda.



Papa yang mendengar penuturan Winda mengangguk-anggukkan kepala pertanda memahami perasaan anak perempuannya itu.



Papa lantas berkata, “Winda, sebenarnya mama dan papa punya berita gembira buat kamu. Kami harap kamu tidak terkejut mendengar ini.”



“Berita gembira apa pa?” tanya Winda penasaran.



“Sebenarnya mama kamu saat ini sedang hamil 2 bulan. Dan itu artinya tidak lama lagi kamu akan punya adik bayi,” ucap papa.



Winda yang mendengar itu menjadi kaget luar biasa. “Benar pa,…ma…. Kalau mama hamil?” tanyanya seakan tidak percaya.



“Iya, sebentar lagi kamu juga akan punya adik bayi seperti Nita,” tambah mama meyakinkan Winda.



“Hore,…hore,…Winda akan jadi kakak! Horee…….!” teriak Winda kegirangan.



Winda tidak menyangka kalau doanya tadi siang langsung terkabul. sore itu ia telah mendapat kejutan dari mama papanya. Adik bayi yang ia idam-idamkan tidak lama lagi akan hadir di keluarganya. Sungguh sebuah kejutan yang sangat luar biasa. Dalam hatinya, ia bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. ***

Komentar