17.879 Guru Sumut Ikut Sertifikasi Unimed 2012

Medan, (Analisa). Sebanyak 17.879 guru dari 20.196 orang guru akan mengikuti program sertifikasi guru di Universitas Negeri Medan untuk tahun 2012.
Jumlah ini mencatatkan Unimed sebagai terbanyak kedua setelah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan jumlah gurumencapai 21 ribu. Demikian disampaikan Pembantu Rektor I Unimed Prof Dr Kharil Ansari M.Pd kepada wartawan di ruang kerjanya Jalan Willem Iskander Medan Estate, Selasa (4/3) di Medan.

Selain Unimed, Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) penyelenggara PLPG adalah Universitas HKBP Nommensen dan Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah. "Untuk kedua LPTK tersebut kita tidak mengetahui berapa kuota guru yang ikut sertifikasi tersebut," ungkap Khairil.

Dia menyatakan, penyelenggaraan Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) saat ini semakin ketat. Hal ini merujuk pada hasil ujian kompetensi awal (UKA), dimana kualitas guru sangat rendah. Nilai rata rata guru kita itu 30, dan nilai rata-rata nasional 42.Kita diminta untuk meningkatkan kompetensi guru hingga mencapai 60 sebagai standar kelulusannya, ucapnya.

Khairil menyatakan, untuk menaikan standar guru hingga dua kali lipat bukan perkara mudah. Untuk itu, pihaknya akan memperlakukan ekstra bagi guru guru yang nilainya rendah. "Kita akan pisahkan antara guru yang nilainya 40, dan yang nilainya 30 atau dibawah 30. Tentunya, perlakuannya juga akan berbeda nantinya" jelasnya.

Pelaksanaan sertifikasi guru akan dimulai Unimed pada pertengahan Mei.Saat ini pihaknya masih menunggu penandatanganan kontrak yang rencana dilakukan 12 April mendatang.

"Rencana kita minta penambahan asesor, kalau jumlah yang ada ini tidak cukup untuk mengejar Agustus selesai," jelasnya.

Sementara Rektor Universitas HKBP Nommensen Jongkers Tampubolon menyatakan, tahun ini pihaknya dipercaya untuk mendidik 965 guru. Jumlah ini rencana akan di PLPG kan dalam tiga gelombang.

"Rencanaya kita mulai PLPG nya bulan Juni atau Juli, pada saatmahasiswa libur. Dalam satu gelombangnya waktu pelatihannya 10 hari, maka sebulan dosen kita fokus disini. Kami tidak mau gara-gara initerganggu kuliah mahasiswa," jelas Jongkers.

Diakui Jongkers, pelaksanaan PLPG tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Dimana, asesor yang akan melatih guru harus sesuai bidang ilmu. "Kalau dulu untuk program studi matematika masih memungkinkan asesornya dari teknik mesin. Tetapi, sekarang sudah tidak boleh lagi harus sama bidang studinya," ujarnya.

Begitu halnya soal materi PLPG, tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional meminta kompetensi akademik dan sosial lebih diperkuat. "Kita harus bisa menaikan standar guru kita dari 30 menjadi 60. Ini tidak mudah dan harus benar-benar serius," jelasnya. (rmd)

Komentar